BANGKIT, JADILAH PEMENANG!

Alkitab berkata Yesus mati karena dosa-dosa kita. Dia dikuburkan, tetapi pada hari yang ketiga Dia dibangkitkan. 

Sekarang kita merayakan Paskah, yang artinya kita merayakan kebangkitan Tuhan Yesus. Kita merayakan kemenangan Tuhan Yesus atas maut. Tuhan Yesus adalah pemenang. 

1 Yohanes 2:6 berkata, 

“Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” 

Tuhan Yesus menghendaki agar kita menjadi pemenang. Menang terhadap dosa, menang terhadap iblis, menang terhadap daya tarik dunia, menang terhadap sifat kedagingan kita, supaya kita masuk sorga. 

Karena Tuhan Yesus bangkit, maka kuasa kebangkitan-Nya akan memampukan kita menjadi pemenang. 

Di dalam Wahyu pasal 2 dan 3, Tuhan Yesus memberikan pesan kepada tujuh sidang jemaat. 

Tujuh sidang jemaat ini menggambarkan Gereja sepanjang masa, termasuk Gereja pada jaman now. Jadi ini merupakan pesan Tuhan Yesus kepada kita semua. 
Pesan Tuhan Yesus itu selalu diakhiri dengan perkataan: “Barangsiapa bertelinga, hendaklah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh kepada jemaat-jemaat.“
Barangsiapa menang, Tuhan Yesus akan memberikan upah. Upahnya adalah masuk sorga. Jadi hanya para pemenang yang masuk sorga. 

Jadi kunci untuk menjadi pemenang adalah mendengarkan dan menuruti firman Tuhan. 

Hari-hari ini kita sedang berperang melawan COVID-19. 

Pemerintah mengingatkan agar kita ‘Bersatu Melawan COVID-19’

Yang harus kita mengerti bahwa serangan COVID-19 yang dalam kurun waktu sekitar 4 bulan ini menyerang hampir ke seluruh dunia, itu merupakan serangan iblis. 

Seperti yang Tuhan Yesus katakan, bahwa pencuri, yaitu iblis; datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan. Karena itu ciri serangan dari COVID-19 ini adalah menimbulkan ketakutan, kekuatiran, dan kepanikan yang luar biasa. (Yohanes 10:10)

Ternyata sekarang banyak orang yang ketakutan kepada hal-hal lain yang tidak jelas, lebih dari pada takutnya akan COVID-19 itu sendiri. 

Kalau hal ini berlarut-larut, maka akan terjadi orang yang meninggal karena ketakutan akan lebih banyak daripada karena COVID-19. Dan memang hal ini yang dikehendaki oleh iblis. 

MENANG ATAS COVID-19

Tuhan akan menuntun kita agar kita menjadi pemenang dalam peperangan melawan Covid-19. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar kita bisa keluar sebagai pemenang:

1. Bertobat Dan Tinggal Tenang

Yaitu dengan melakukan seperti yang terdapat dalam Yesaya 30:15, 

“Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” 

Jadi untuk menang melawan COVID-19, kita harus bertobat. Kita harus mengoreksi diri, dan jika di masa lalu kita pernah melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan, kita harus minta ampun kepada Tuhan dan berjanji untuk tidak akan melakukan hal-hal itu lagi.  

Selanjutnya kita juga harus tinggal tenang, dan percaya bahwa Tuhan Yesus mampu dan mau menolong kita. 

2. Merendahkan Diri 

Kita harus melakukan sesuai dengan apa yang tertulis dalam 2 Tawarikh 7:13-14;

Frasa ‘Tuhan menutup langit sehingga tidak ada hujan dan menyuruh belalang memakan habis hasil bumi’  di sini berarti krisis ekonomi.
Frasa ‘Tuhan melepaskan penyakit sampar di antara umat Tuhan’ di sini berarti pandemi COVID-19, 

Tuhan meminta kita merendahkan diri, berdoa, mencari wajah-Nya, dan berbalik dari jalan-jalan yang jahat. 

Kalau itu kita lakukan hal itu, Tuhan berjanji akan mendengar doa-doa kita dan akan mengampuni dosa kita, serta memulihkan negeri kita Indonesia yang tercinta.  Kita menjadi pemenang melawan COVID-19.

3. Menghardik COVID-19

Tuhan berkata kepada saya bahwa untuk melawan balik serangan COVID-19 yang membuat banyak orang mengalami ketakutan, kekuatiran dan kepanikan, kita harus menghardik COVID-19 seperti Tuhan ketika Yesus menghardik badai yang dahsyat, dengan berkata: “Diam, tenanglah!” 

Kalau Tuhan berkata kepada saya untuk melakukan itu, maka ini berarti bukan hanya untuk saya saja tetapi kita semua; Saudara dan saya.

Karena itu saya akan mengajak Saudara sekarang untuk bersama-sama menghardik COVID-19 dengan berkata, “Dalam nama Tuhan Yesus: Diam, tenanglah!” 

Catat;  apa yang kita lakukan ini Alkitabiah!

Dalam Yohanes 14:12 Tuhan Yesus berkata, 

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.” 

Selama 14 tahun saya melakukan 318 kali Kebaktian Kesembuhan Ilahi. Tuhan selalu menyuruh saya untuk menghardik penyakit-penyakit yang datang menyerang orang percaya dalam seluruh aspek kehidupan mereka.

Kalau berbicara tentang ‘penyakit’, itu bukan penyakit secara fisik saja tetapi:

juga secara mental atau kejiwaan; seperti ketakutan, kebingungan, tidak tahu apa yang harus diperbuat, depresi, 
juga penyakit yang menyerang hubungan suami istri, hubungan orangtua dan anak, hubungan antar keluarga, 
juga penyakit yang menyerang ekonomi

Setiap kali, saya menghardik di dalam nama Tuhan Yesus, dan ternyata banyak orang yang disembuhkan dan banyak orang yang diselamatkan. 

Setiap kali saya KKR, firman Tuhan yang saya sampaikan pasti tentang Injil. Ini sesuai dengan yang tertulis di dalam injil Markus 16:15-18; bahwa mujizat dan kesembuhan adalah tanda-tanda yang menyertai orang yang memberitakan Injil. 

Jadi kesembuhan yang terjadi itu dilakukan oleh Tuhan Yesus sendiri, karena saya memberitakan Injil. 

4. Membangun Mezbah

Pada jaman Raja Daud, Tuhan pernah menghukum orang Israel dengan penyakit sampar. Ada 70.000 orang yang mati. 

Tulah sampar ini berhenti setelah Daud melakukan 2 hal: 

Bertobat 

Daud bertobat, dan minta ampun sungguh-sungguh kepada Tuhan. 

Membuat mezbah dengan membayar harganya 

Daud membuat mezbah di tanah Arauna, orang Yebus itu, Arauna berkata kepada Daud bahwa dia yang akan menanggung semua biaya pembuatan mezbah dan untuk korban bakaran. Tetapi Daud menolak dan dia berkata bahwa dia akan membuat mezbah dengan cara membayar harganya.

Saya percaya COVID-19 akan dikalahkan kalau gereja-gereja Tuhan membuat mezbah doa, pujian dan penyembahan, serta ‘membayar harga’, yaitu hidup dalam kesatuan hati, unity. Jadi:

Gereja jangan saling menyerang. 
Gereja jangan saling menyalahkan. 
Gereja jangan saling menjelekkan. 
Gereja jangan saling menghakimi.

Marilah kita melakukan seperti yang pemerintah anjurkan yaitu:

‘Bersatu Melawan COVID-19’

5. Doa, Pujian Dan Penyembahan

Suatu kali Paulus dan Silas dijebloskan ke dalam penjara, karena menyembuhkan seorang anak perempuan yang mempunyai roh tenung.  

Paulus dan Silas dicambuk. Tangannya dibelenggu, kakinya dipasung dan ditempatkan dalam penjara bagian tengah dengan penjagaan yang ketat. 

Pada waktu tengah malam, mereka menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan dengan suara keras, sehingga orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. 

Tiba-tiba terjadi gempa bumi yang hebat, sendi-sendi penjara goyah, dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. Paulus dan Silas bebas. 

Mungkin ada di antara Saudara yang terbelenggu, terpasung oleh ketakutan, kekuatiran, kepanikan karena pandemi COVID-19. Saudara harus banyak memuji dan menyembah Tuhan, seperti yang dilakukan oleh Paulus dan Silas. 

Paulus dan Silas melakukan apa yang disebut korban pujian atau korban ucapan syukur. 

Sesuai dengan yang tertulis di dalam 1 Tesalonika 5:18, kita harus mengucap syukur di dalam segala hal; yang berarti, baik ketika sedang dalam keadaan enak maupun tidak enak, karena itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi kita. 

Untuk melakukan korban pujian atau korban ucapan syukur ini, itu tidak mudah. Kita perlu belajar dari Daud seperti yang tertulis di dalam Mazmur 103:1, 

“Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!”  

Itu artinya kita memerintahkan jiwa kita untuk memuji Tuhan. Terus perintahkan meskipun itu terasa berat; sampai kita bisa memuji Tuhan, dan Saudara akan menang melawan COVID-19. Saudara juga bisa menyanyikan lagu: ‘Hati yang gembira adalah obat yang manjur’

Ada banyak ayat dalam Alkitab yang mengatakan bahwa kita harus bersukacita.  

Paulus dalam 1 Tesalonika 5:16 berkata, 

“Bersukacitalah senantiasa.” 

Hati yang bersukacita adalah obat yang manjur untuk melawan COVID-19. 

6. Menabur

Pada waktu dalam masa kelaparan Tuhan berkata kepada Ishak, 

“Jangan pergi ke Mesir, diamlah di negeri yang kutunjukkan kepadamu.” Kejadian 26:2

Dan Ishak tinggal di Gerar. 

Mesir berbicara tentang cara-cara lama. Di dalam menghadapi kelaparan Tuhan berkata kepada Ishak untuk tidak memakai cara-cara lama, tetapi harus pakai caranya Tuhan. 

Pada tahun itu juga;  yang berarti pada masa kelaparan;  Ishak menabur. 

Saya percaya ini suatu tindakan yang tidak mudah untuk dilakukan, karena benih yang ditabur adalah persediaan untuk mereka makan. Tetapi Ishak menjadikannya sebagai benih untuk ditabur.

Karena Ishak melakukan apa yang Tuhan kehendaki, maka Tuhan memberkati Ishak sehingga pada tahun itu juga Ishak mendapatkan hasil 100 kali lipat. Ishak menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. 

Hari-hari ini kita berada dalam krisis ekonomi sebagai dampak dari pandemi COVID-19. Justru pada waktu krisis ekonomi ini, kita perlu bersama-sama bersatu, menabur untuk menjadi berkat bagi sesama, misalnya:

mengadakan bakti sosial, 
menyediakan APD bagi tenaga medis 
        dan lain-lain. 

Saya percaya ini yang dikehendaki oleh Tuhan dan seperti Tuhan memberkati Ishak, Saudara juga akan diberkati dalam krisis ekonomi ini. Berarti Saudara menang atas krisis ekonomi yang diakibatkan oleh COVID-19. 

7. Stay@Home

Firman Tuhan dalam Yesaya 26:20 berkata, 

“Mari bangsaku, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya, sampai amarah itu berlalu.”

Jadi ‘di rumah saja’ itu bukan merupakan kekalahan terhadap COVID-19, tetapi justru ini merupakan kunci kemenangan. 

Amsal 22:3 berkata, 

“Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.”

Biarlah kita menjadi orang yang bijaksana. Kita akan ‘di rumah saja’ sampai pandemi COVID-19 ini berlalu. 

8. Berdoa

Kita berdoa agar nubuatan para nabi untuk COVID-19 ini digenapi. 

Seperti yang ditulis dalam Charismanews.com edisi bulan September 2019, Chuck Pierce bernubuat bahwa bangsa-bangsa akan mengalami kekacauan sampai Paskah (8-16 April). Tolong perhatikan tanggalnya!
Tanggal 26 Januari 2020, Chuck Pierce kembali bernubuat bahwa ada wabah yang besar datang menyerbu untuk menguji kita;  sampai Paskah. 
Banyak para nabi yang lain menafsirkan bahwa COVID-19 akan selesai pada waktu Paskah atau trennya menurun mulai Paskah. 

Mungkin tidak semua orang percaya terhadap nubuatan ini,  tetapi kita tidak boleh menghakimi nubuatan yang disampaikan oleh nabi itu, sebab itu urusannya  dengan Tuhan sendiri.  

Yang paling penting yang harus kita lakukan adalah berdoa agar nubuatan itu digenapi. Karena saya percaya hampir semua kita menghendaki agar badai pandemi COVID-19 ini segera berakhir. 

Saya memperoleh data dari pelbagai sumber media yang dipercaya mengenai kasus-kasus infeksi baru harian dari COVID-19 mulai tanggal 6 -12 April 2020.

a. Negara-negara Spanyol, Jerman, Swedia, Iran, Vietnam, New Zealand, Australia trennya menurun. Haleluya !!!
b. Denmark melonggarkan lockdown dan sebagian sekolah akan dibuka pada tanggal 15 April 2020. 

Penerbangan domestik di Vietnam akan mulai dioperasikan tanggal 16 April 2020. 

c. Yang paling menarik dikatakan: ‘Wuhan, long time no see’ yang artinya lockdown di Wuhan dicabut tanggal 8 April 2020. Ini berarti pandemi COVID-19 di Wuhan sudah selesai. 

Dengan melihat data ini kita pasti akan bisa mengatakan bahwa nubuatan dari Chuck Pierce digenapi. 

9. Memperkatakan Mazmur 91

Paulus berkata, 

“Karena aku percaya maka aku berkata-kata.” 2 Korintus 4:13

Karena itu kita yang percaya akan janji Tuhan dalam Mazmur 91, kita akan memperkatakannya setiap hari. 

Janji Tuhan dalam Mazmur 91 ditujukan kepada orang-orang yang hatinya melekat kepada Tuhan. 

Terhadap orang yang hatinya melekat kepada Tuhan, Tuhan berkata, 

“Jangan engkau takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, tehadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. Walau seribu orang rebah di sisimu dan sepuluh ribu di sebelah kananmu tetapi itu tidak akan menimpamu.”

Amin!

 

Khotbah Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahadjo
Streaming, 19 April 2020

Share this Post: