“Mintalah hujan dari TUHAN pada akhir musim semi!”
Zakharia 10:1a
A. PENGERTIAN HUJAN AWAL DAN HUJAN AKHIR
Pengajaran hujan awal dan hujan akhir merupakan metafora Alkitabiah yang memiliki makna teologis yang mendalam dalam tradisi Pentakostal. Pengajaran ini berasal dari gambaran agraris seperti yang tertulis dalam Yoel 2:23, Zakharia 10:1 dan Kisah Para Rasul 2:16-18; konsep ini secara historis dikaitkan dengan dua fenomena utama pencurahan Roh Kudus dalam sejarah gereja. Hujan Awal merujuk pada peristiwa Pentakosta dalam Kisah Para Rasul 2:1-4, yang menandai awal pekerjaan Roh Kudus dan kelahiran gereja di dunia. Sementara itu, hujan akhir dipahami sebagai pencurahan Roh Kudus yang jauh lebih besar dan dahsyat, terjadi di akhir zaman, yang akan memberdayakan orang-orang percaya bagi penuaian jiwa besar-besaran dalam rangka menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang Kedua.
The Latter Rain (Hujan Akhir) adalah sebuah konsep dalam kegerakan Pentakosta yang menyatakan bahwa Tuhan mencurahkan Roh-Nya lagi, seperti yang Dia lakukan pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-4), memberdayakan orang-orang percaya untuk mempersiapkan dunia bagi penuaian jiwa besar-besaran dalam rangka menyambut bagi kedatangan-Nya yang Kedua. Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-4) dikenal dengan The Former Rain (Hujan Awal) dan Pencurahan
Roh Kudus pada masa Contemporary Pentecost (Pentakosta Modern) disebut sebagai The Latter Rain (Hujan Akhir)
Pada bulan April 1906, terjadi sebuah kegerakan dalam sebuah kelompok kecil yang sebagian besar terdiri dari orang-orang kulit berwarna, mereka sedang berdoa bersama di sebuah aula misi di Jalan Azusa di Los Angeles, California. Beberapa dari mereka telah mendengar tentang kejadian aneh yang baru- baru ini terjadi di Kansas di mana sebuah kekuatan aneh telah merasuki seorang pria, dan dia tampaknya telah dibuat untuk berbicara dalam “bahasa lidah (bahasa roh)”. Hari demi hari dan malam demi malam, orang-orang ini, yang mengira bahwa mereka mengenali hal ini sebagai tanda Pentakosta Kedua, berseru dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk manifestasi yang sama, dan akhirnya “kuasa” itu turun. Satu demi satu mereka dikuasai oleh suatu energi super yang membuat mereka terkadang tidak sadar akan sekelilingnya, dan menyebabkan mereka mengeluarkan suara-suara aneh yang sering kali berupa ocehan bersuku kata satu. Kegembiraan mereka melimpah dan tidak mengenal batas. Bagi mereka telah terjadi, demikianlah yang mereka yakini, kedatangan The Latter Rain (Hujan Akhir). Pemimpin gerakan Azusa yang bernama William J. Seymour yakin bahwa The Latter Rain (Hujan Akhir) ini adalah penggenapan apa yang tertulis dalam Yoel 2:23 dan ia juga meyakini bahwa melalui penggenapan ini Allah sedang mencurahkan hujan berkat yang baru “hujan akhir”, dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang rendah hati di seluruh gereja, dengan tujuan untuk membersihkan gereja-Nya dari perpecahan yang penuh dosa karena perbedaan ras dan perbedaan denominasi.
Istilah The Latter Rain (Hujan Akhir) pertama kali digunakan pada awal sejarah Pentakosta Modern, ketika David Wesley Myland menulis sebuah buku berjudul Latter Rain Songs pada tahun 1907. Tiga tahun kemudian, Myland menulis The Latter Rain Covenant, Pada akhir tahun 1908, laporan-laporan mengenai turunnya The Latter Rain (Hujan Akhir) dan pendirian pusat-pusat Pentakosta membanjiri kota- kota seperti New York, Baltimore, Philadelphia, Washington D.C., Chicago, Sion, St. Paul, Atlanta, Birmingham, Cleveland Ohio dan Cleveland Tennessee, Indianapolis, Portland, Seattle, San Fransisco, dan Oakland,
William Faupel menyatakan bahwa Kegerakan The Latter Rain (Hujan Akhir) dimulai oleh Pentakosta Kedua di mana Roh Kudus datang kembali dengan cara yang sama untuk menggerakkan peristiwa-peristiwa yang akan datang untuk mengantarkan zaman baru.
Asal mula istilah gambaran The Latter Rain (Hujan Akhir) didasarkan pada fenomena alam yang terjadi di tanah Israel setiap tahunnya, yaitu datangnya hujan awal dan hujan akhir. Hujan awal memungkinkan biji-bijian berakar setiap musim gugur. Setelah itu, setelah musim dingin yang panjang, hujan akhir akan turun, memberikan pertumbuhan akhir yang dengan cepat mematangkan biji-bijian untuk siap dipanen.
Sebagian besar curah hujan tahunan di Israel terjadi dari bulan Desember hingga awal Maret, didahului oleh musim hujan di bulan Oktober (hujan awal) yang melembutkan tanah yang kering akibat musim panas yang kering dan terik, sehingga siap untuk ditanami. Hujan yang terakhir turun pada bulan April, mematangkan biji-bijian untuk siap dipanen.
Dalam Alkitab, istilah The Latter Rain (Hujan Akhir) diambil dari Yoel 2:23 (TB2),
“Hai bani Sion, bersorak-sorailah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya bagimu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti semula.”
Insan Pentakosta menafsirkan “hujan” dalam ayat ini sebagai pencurahan Roh Kudus. Dan dipercaya bahwa “hujan akhir” (pencurahan Roh Kudus pada akhir zaman) akan jauh lebih besar dan dahsyat daripada “hujan awal”.
Beberapa ayat mengenai The Latter Rain (Hujan Akhir):
"Akan terjadi kemudian, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba- hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.“
Yoel 2:23-29 (TB2)
"Mintalah hujan dari TUHAN pada akhir musim semi! TUHANlah yang membuat awan hitam, dan hujan lebat akan diberikan-Nya kepada mereka dan tumbuh-tumbuhan di padang kepada setiap orang.“
Zakharia 10:1 (TB2)
"Marilah kita mengenal dan bersungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.”
Hosea 6:3 (TB2)
“maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandum, anggur dan minyakmu,”
Ulangan 11:14 (TB2)
“Karena itu, Saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi.”
Yakobus 5:7 (TB2)
Dari penjelasan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa The Latter Rain (Hujan Akhir) memiliki sebuah arti yaitu pencurahan Roh Kudus yang jauh lebih besar dan dahsyat dari Pentakosta yang tertulis dalam kitab Kisah Para Rasul 2:1-4, dengan penekanannya adalah untuk memberdayakan orang-orang percaya bagi penuaian jiwa yang besar-besaran dalam rangka menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang Kedua. Dengan gambaran sebagai berikut:
Great Revival — Global Harvest — Christ’s Return
Kebangunan (Kebangkitan) yang Dahsyat — Penuaian Jiwa besar-besaran — Kedatangan Tuhan Yesus
The Latter Rain (Hujan Akhir) dicurahkan supaya orang-orang percaya dapat menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus.
Steven J. Land dalam Pentecostal Spirituality — A Passion for the Kingdom menyatakan:
“Pemulihan Hujan Akhir dari kuasa Pentakosta adalah untuk penginjilan di akhir zaman. Misinya adalah untuk memperingatkan gereja agar bertobat, menyucikan diri, mengenakan jubah putih, dan menuangkan minyak ke dalam pelita sebelum Mempelai Pria datang. Injil yang kekal, Injil kerajaan harus diberitakan oleh para saksi yang mulutnya telah mencicipi kuasa-kuasa zaman yang akan datang dan yang matanya telah melihat bukti-bukti kuasa itu bekerja di antara mereka. Sangatlah penting bahwa pria dan wanita dipanggil dari kegelapan ke dalam terang, karena zaman kerajaan telah menyingsing.”
Motif The Latter Rain (Hujan Akhir) adalah untuk mengidentifikasikan bahwa hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-4) sebagai sebuah permulaan dan gerakan Pentakosta pada abad ke-20 sebagai penutup dari zaman ini, kedua hal tersebut berpusat pada aktivitas eskatologis Roh Kudus. Hujan Akhir berada di antara dunia yang akan berlalu dan Kerajaan yang akan datang (Wahyu 21:4), eskatologi Pentakosta mengenali masa ini sebagai penyingkapan karya Roh Kudus pada hari-hari terakhir.
B. PENGERTIAN FIVE FOLD GOSPEL
Dalam Journal of Pentecostal Theology Supplement Series 10, yang para Editor nya adalah John Christopher Thomas, Rickie D. Moore dan Steven J. Land, disebutkan bahwa sebelum kegerakan The Latter Rain (Hujan Akhir) ini ada sebuah kegerakan lain dengan nama Full Gospel, yang diidentifikasi kebenarannya secara teologis oleh Donald W. Dayton, kegerakan ini memiliki penekanan pada:
· justification by faith in Christ (pembenaran oleh iman di dalam Kristus)
· sanctification as a second definite work of grace (pengudusan sebagai karya kasih karunia kedua yang pasti)
· the baptism of the Holy Spirit evidenced by speaking in unknown tongues (baptisan Roh Kudus yang dibuktikan dengan berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak dikenal)
· healing of the body through the atoning work of Christ (penyembuhan tubuh melalui karya penebusan Kristus)
· the pre-millennial return of Christ (kedatangan Kristus yang kedua kali sebelum era seribu tahun)
Butir-butir di atas dikenal juga dengan nama Five Fold Gospel, yang adalah konsep teologis yang menegaskan lima aspek utama dalam karya keselamatan Yesus Kristus, sebagaimana dipahami dalam tradisi Pentakostal. Dalam pemahaman ini, Yesus bukan hanya Penyelamat, tetapi juga Pengudus, Pembaptis dengan Roh Kudus, Penyembuh, dan Raja yang akan datang. Konsep ini memiliki akar dalam gerakan Kesucian (Holiness Movement) sebelum gerakan Pentakosta, terutama melalui pengajaran A.B. Simpson dan kemudian diadopsi serta diperluas dalam Pentakostalisme Klasik, khususnya oleh tokoh seperti Charles Fox Parham dan William J. Seymour, dengan urutan sebagai berikut:
· Jesus as Savior (Yesus sebagai Juruselamat) — Keselamatan
Keselamatan bukan hanya peristiwa satu kali, tetapi perubahan hidup yang berkelanjutan dalam kehidupan Kristen. Pertobatan yang sejati diikuti oleh perubahan karakter dan kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus.
· Jesus as Sanctifier (Yesus sebagai Pengudus) — Kekudusan
Pengudusan adalah pekerjaan Roh Kudus yang terjadi setelah seseorang diselamatkan. Kehidupan yang kudus adalah tanda dari iman yang sejati dan buah pertobatan.
· Jesus as Spirit Baptizer (Yesus sebagai Pembaptis dengan Roh) — Baptisan Roh Kudus
Baptisan Roh Kudus adalah pengalaman yang tersedia bagi semua orang percaya dengan bahasa lidah (bahasa roh) adalah tanda awal dari pengalaman ini (Kisah Para Rasul 2:1-4). Baptisan ini memberikan kuasa untuk menjadi saksi-saksi Kristus (Kisah Para Rasul 1:8).
· Jesus as Healer (Yesus sebagai Penyembuh) — Kesembuhan
Penyembuhan ilahi adalah bagian dari iman Kristen yang sejati, yang dapat dilakukan lewat doa, penumpangan tangan, pengurapan minyak, dan lain sebagainya (Yakobus 5:14-15). Penyembuhan ilahi adalah sebuah fenomena yang menampilkan kuasa Tuhan di zaman modern.
· Jesus as The Soon Coming King (Yesus sebagai Raja yang akan datang segera) — Kedatangan Yesus Kristus yang Kedua
Hidup dalam kesiapan – orang percaya harus selalu siap menyambut kedatangan Kristus, yang datang segera, kedatangannya bisa setiap saat, tanpa ada yang tahu persis kapan waktunya (1Tesalonika 4:16-17; Wahyu 22:12). Harapan akan kehidupan kekal memberikan motivasi untuk tetap teguh dalam iman dan hidup dalam kebenaran.
Kelima aspek ini secara keseluruhan adalah refleksi dari pengalaman Pentakosta tentang Yesus Kristus, yang menghantarkan orang-orang percaya kepada keselamatan, kekudusan, pemberdayaan, kesembuhan, dan pengharapan untuk masa depan.
C. KETERKAITAN HUJAN AWAL DAN HUJAN AKHIR DENGAN FIVE FOLD GOSPEL
Hubungan The Latter Rain (Hujan Akhir) dengan masing-masing aspek dijelaskan di bawah ini:
· Jesus as Savior (Yesus sebagai Juruselamat) — Keselamatan
Yesus sebagai Juruselamat adalah pusat dari tema The Latter Rain (Hujan Akhir), karena orang-orang percaya dipanggil untuk membawa banyak orang ke dalam keselamatan, berpartisipasi dalam apa yang sering dilihat sebagai kebangunan rohani terakhir untuk penginjilan. Hal ini selaras dengan urgensi keselamatan sebelum akhir zaman, menggarisbawahi keyakinan dan proklamasi bahkan pemberitaan bahwa Yesus secara aktif menyelamatkan dan menebus umat manusia (Yohanes 3:16) sebagai persiapan untuk