“Supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.” (1 Petrus 4:2)
Dr. Myles Munroe (Alm.) pernah berkata bahwa hidup kita adalah kesimpulan dari semua keputusan-keputusan yang kita buat tiap hari, dan keputusan-keputusan itu ditentukan oleh prioritas kita. Prioritas itu didorong oleh motivasi seseorang, apakah motivasi timbul karena kehendak sendiri, kehendak manusia lain atau karena kehendak Allah. Motivasi itu akan menjadi pendorong dan generator seluruh prioritas, keputusan dan hidup orang itu.
Ternyata kehendak atau keinginan milik siapa yang mendorong motivasi dan mendorong keputusan-keputusan seseorang akan menentukan dan mempengaruhi kualitas hidup orang itu.
Kata “keinginan” manusia dalam bahasa Yunani diambil dari kata ‘Ephitumia’ yang berarti keinginan terlarang atau nafsu. Sementara kata “kehendak” Allah diambil dari kata Yunani, ‘Thelema’ yang berarti pilihan Tuhan atau isi hati Tuhan. Keduanya dapat menjadi motivator untuk setiap keputusan manusia, dengan implikasi (hasil akhir) jangka panjang yang berbeda.
Ada dampak kekal yang mengikuti setiap tindakan yang didorong oleh kehendak Allah. Tuhan ingin agar orang percaya tidak lenyap binasa, melainkan beroleh hidup selama-lamanya.
1 Yohanes 2:17 mengatakan “Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”
Orang yang melakukan kehendak Bapa memperoleh “hidup” dan otoritas atas “hidup” itu, baik semasa di bumi ini maupun di kekekalan nanti.
MENJADI SEPERTI KRISTUS
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.” (Roma 8:28-29)
Dengan sadar dan sengaja, membiarkan diri untuk berubah dan diubah oleh Roh Kudus, agar menjadi seperti Yesus - adalah kehendak dan rencana Allah. Ini adalah salah satu pilihan Allah dan isi hati Allah untuk setiap orang percaya.
“Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.” (Roma 8:30)
Siapakah yang dimaksud dengan orang yang ditentukan dari semula itu? Pertanyaan ini di jawab oleh Rasul Yohanes dalam 1 Yohanes 2:6 dengan mengatakan bahwa,
“Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.”
Kata “barangsiapa” menunjukkan bahwa Allah tidak spesifik menetapkan hanya orang-orang tertentu saja yang akan diproses menjadi seperti Yesus. Tetapi yang Allah tetapkan adalah prasyarat atau kondisi. Ini penting untuk diketahui, agar orang percaya memahami bahwa menjadi seperti Yesus itu tidak otomatis dan juga semua orang percaya berpeluang menjadi seperti Yesus bila melakukan/menggenapi kondisi yang ditetapkan.
MENGAPA HARUS ….?
Semua orang percaya diinginkan Tuhan untuk menjadi seperti Yesus, karena:
1. Dari awal penciptaan manusia, Tuhan menginginkan adanya sebuah keluarga ilahi, keluarga Kerajaan Allah. Tuhan menginginkan kualitas rohani dan karakter orang percaya menjadi seperti Yesus, sehingga Yesus bisa menjadi yang sulung diantara banyak saudara. Menjadi mirip dengan Yesus. Menjadi seperti Yesus.
2. Hubungan suami dan istri adalah perlambang hubungan Allah dan umat-Nya. Kesepadanan mempelai pria Agung dengan calon mempelai wanita, diinginkan oleh Tuhan. Untuk itu, gereja yang adalah kumpulan orang-orang percaya, sebagai calon mempelai Kristus wajib berubah menjadi seperti Kristus.
3. Menjadi seperti Yesus adalah jalan untuk kembali memiliki gambaran Allah dalam diri manusia seperti waktu baru diciptakan dan sebelum jatuh dalam dosa. Seiring kembalinya gambaran Allah (Imago Dei) dalam diri orang percaya, demikian pula kuasa untuk berkuasa dan menaklukkan bumi ini, kembali menjadi utuh. Hal ini merupakan perintah pertama Tuhan untuk manusia yang dicatat Alkitab (Kejadian 1: 27-29).
Ketiga alasan ini mengembalikan apa yang seharusnya dimiliki manusia dalam Allah, dan mempersiapkan manusia untuk rencana kekal di masa depan.
Di dunia ini hanya ada 2 kelompok manusia. Satu kelompok akan berkata kepada Tuhan: “Jadilah kehendak-Mu”, atau kelompok lain yang kepadanya Tuhan akan berkata: “Ya sudah, terserah cara dan maumu”. - C.S.Lewis
CARA ILAHI
Tidak mudah untuk manusia berubah, apalagi berubah menjadi seperti Yesus. Untuk itu, Tuhan turun tangan ‘all out’ untuk memastikan itu bisa terjadi. Roma 8:28-29 memastikan itu. Artinya, hal yang sukar atau tidak mungkin itu, akan menjadi mungkin, karena Tuhan akan ikut turun tangan. Manusia pilihan Allah akan melakukan bagiannya, dan Tuhan juga akan lakukan bagian-Nya.
1. Di Dalam Dia
1 Yohanes 2:6 dimulai dengan kalimat “Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia…”
Prakondisi ini diinginkan oleh Tuhan dan dimiliki oleh mereka yang dipilih. Semua manusia ditentukan untuk menjadi seperti Yesus, tetapi yang terpilih adalah yang mau berada di dalam Yesus.
Yohanes 6:29 “Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
Percaya Yesus, terima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat dan hidup di dalam Dia. Kata Yunani yang dipakai di sini adalah ‘Meno En’ yang artinya berpaut dengan, tinggal di dalam. Jelas ada upaya untuk tidak terlepas dan tidak keluar dari Kristus. Sebuah keintiman hubungan yang dibangun dengan komitmen dan konsistensi, dan itulah sebabnya hidup kekristenan kita sebut dengan covenant (Perjanjian).
2. Lewat Firman Tuhan
1 Yohanes 2:6 diakhiri dengan kalimat “... ia wajib hidup sama seperti Yesus telah hidup.”
Hidup Yesus tidak pernah lepas dari Taurat yang berisi hukum Taurat, perintah Tuhan dan ketetapan Allah, Bapa-Nya. Hidup orang percaya yang mau diubah, juga seharusnya tidak lepas dari Alkitab, sebagai firman Tuhan. Kehendak Allah, orang pilihan bukan hanya membaca Alkitab, merenungkannya dan melakukannya, tetapi menjadikannya kesukaan.
Seperti Daud berkata: Mazmur 40:9, “Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."
3. Pimpinan Roh Kudus
Mazmur 143:10 “Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!”
Kehendak Allah adalah agar orang percaya hidup dipimpin Roh Kudus. Galatia 5:18, 25 mengatakan bahwa untuk dipimpin Roh Kudus, manusia pilihan Allah hendaknya memberi dirinya (dengan sengaja) dipimpin oleh Roh Kudus, yaitu: banyak datang pada Roh Kudus, bertanya kepada-Nya, uji dan pastikan suara-Nya, ikuti dan lakukan kehendak-Nya. Bila pimpinan Roh Kudus sudah menjadi gaya hidup orang percaya, maka ia akan di sebut sebagai anak Allah (Roma 8:14 ‘Huios’ - anak dewasa).
4. Proses Adalah Jalan Terbaik
Kisah Para Rasul 1:8 mengatakan bahwa untuk bisa menjadi saksi Kristus, orang percaya butuh kuasa, dan untuk itu Roh Kudus harus turun. Perlu Roh Kudus untuk hidup dengan kuasa. Namun tujuan dari kuasa itu, bukan hanya mengalirnya karunia Roh Kudus yang hebat itu. Tujuan sebenarnya adalah agar bisa menjadi saksi.
Kata Yunani untuk ‘saksi’ adalah ‘Marturia’ atau ‘Martus’ yang artinya saksi atau bukti yang menguatkan. Hidup penuh Roh Kudus dan kuasa, ditujukan untuk menjadi bukti dan saksi yang menguatkan dan membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah, Juruselamat Dunia yang akan datang sebagai Raja segala raja.
Bagaimana caranya hidup menjadi saksi itu? Tidak lain dengan berubah menjadi seperti Yesus. Roh Kudus sebagai wali buat orang percaya, mengubah orang pilihan dengan proses, tantangan, permasalahan, penyakit, pergumulan, tekanan.
Juga Roh Kudus memakai berkat, promosi, kesembuhan, terobosan, penyediaan dan lain sebagainya. Apa saja demi untuk mendatangkan kebaikan, yaitu perubahan menjadi seperti Yesus. Pada dunia, orang percaya membuktikan bahwa Yesus mampu mengubah dirinya dan memuliakan Tuhan. Inilah yang dikatakan bahwa mereka yang dipilih akan dimuliakan.
5. Amanat Agung
Matius 28:19-20, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Sebelum naik ke surga, Tuhan Yesus menyatakan kehendak-Nya. Semua hubungan dengan-Nya, semua firman-Nya, semua pimpinan Roh-Nya, semua pengalaman pembentukan dari-Nya itu, ajarkanlah kepada orang lain. Sebanyak manusia dan bangsa yang dapat dijangkau oleh kesaksian hidup manusia pilihan itu, hendaknya ditularkan lewat teladan yang dipertontonkan; “Teach them to observe…” (Matius 28:20; NASB dan NKJV).
Akhirnya, semua orang Kristen akan menjalani proses menjadi seperti Kristus ini. Sebuah proses keselamatan dan pemulihan yang akan terulang lagi dan lagi pada murid-murid Kristus berikutnya. Penularan teladan dan hidup yang dibagi seharusnya menjadi atmosfer di dalam gereja. Pelan tetapi pasti; Amanat Agung akan diselesaikan, karena makin banyak yang melakukan kehendak Bapa, menjadi seperti Kristus. Amin. (JR)