Pesan Gembala Rayon April 2022

Shalom,

“Musim menuai sudah tiba!” (Markus 4:29)

Ini adalah pesan TUHAN yang dahsyat bagi kita sebagaimana disampaikan oleh Gembala Pembina Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo. Untuk itu kita harus siap siaga sebab peperangan rohani semakin bertambah dahsyat. Jangan sampai kalah, kita harus keluar menjadi orang-orang yang lebih dari pemenang. Apapun persoalan dan tekanan yang kita hadapi, ujung-ujungnya kita pasti menang!

Namun demikian kita tetap harus waspada, sebab ada persoalan dan tekanan yang dialami karena ingin kaya, cinta uang dan memburu uang sebagaimana kondisi manusia pada akhir zaman. “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (1 Tim 6:9-10)

Tuhan Yesus mengajar kita untuk tidak kuatir akan apa yang kita makan, minum dan pakai, agar kita bisa memfokuskan diri untuk mencari lebih dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semua yang kita butuhkan akan ditambahkan kepada kita (Matius 6:33). Yakinlah bahwa kita pasti dipelihara oleh Tuhan.

Berbicara tentang fokus, salah satu ayat tema untuk Tahun Paradigma yang Baru adalah Filipi 3:13-14, “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Ayat tema ini mengarahkan kita untuk fokus beroleh hadiah, panggilan sorgawi dari Allah, karenanya jangan menyimpang dari panggilan kita untuk dapat mahkota. Ada tiga langkah yang harus dilakukan sebagaimana teladan rasul Paulus:

1. Melupakan apa yang di belakang kita

Penting bagi kita untuk melupakan apa yang di belakang kita. Jika kita perhatikan kehidupan orang Kristen, tidak sedikit yang rohaninya tidak mengalami pertumbuhan karena mereka ‘tinggal di masa lalu’, sebagaimana digambarkan dengan ungkapan: “seperti orang Israel keluar dari Mesir, tetapi ‘mesir’ tidak keluar dari mereka”. Dimana dalam konteks ungkapan ini ‘Mesir’ berbicara tentang keduniawian, paradigma yang lama, kedagingan, serta kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Hal ini dapat kita baca dalam Bilangan 11:4-5 serta Bilangan 14:3-4, dimana terdapat di antara mereka orang-orang bajingan yang kemasukan nafsu rakus dan memandang ke belakang dan teringat akan ‘kenikmatan’, Mesir, tidak siap menghadapi peperangan di depan yang berujung pada pemberontakan terhadap pemimpin.

“Orang-orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun menangislah pula serta berkata: "Siapakah yang akan memberi kita makan daging?

Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih.” (Bilangan 11:4-5)

“Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?"  Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: "Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir.” (Bilangan 14:3-4)

Ciri orang yang tidak percaya akan penyertaan Tuhan adalah selalu melihat ke belakang. Orang-orang yang seperti ini tidak layak untuk Kerajaan Allah (Lukas 9:62). Yang membuat seseorang melihat ke belakang salah satunya adalah dosa masa lalu (2 Pet 1:9), dimana iblis sebagai penuduh, selalu berupaya membuat kita melihat ke belakang (Wahyu 12:10). Jangan berdiam diri. Kita harus lawan dia dengan Darah Anak Domba dan perkataan kesaksian kita (Wahyu 12:11).

2. Mengarahkan diri pada apa yang di hadapan

Mereka yang mengarahkan diri pada apa yang di hadapan salah satu contohnya adalah mereka yang bersiap menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Di dalam Alkitab kita diberikan perumpamaan tentang lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana, dimana perbedaan yang paling mencolok di antara kedua kelompok ini adalah persiapan minyak. Dalam menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali minyak kita harus penuh!

Mari kita persiapkan apapun situasi dan kondisi yang sedang terjadi di dunia ini, mari kita senantiasa dalam kondisi penuh Roh Kudus dan banyak berbahasa roh.

Selain mempersiapkan minyak seperti lima gadis bijaksana, kita juga harus seperti hamba yang melipatgandakan talenta yang sudah dipercayakan oleh Sang Tuan, sehingga kita semua pada akhirnya lulus dan lolos pada hari perhitungan (Matius 25:19).

3. Berlari-lari kepada tujuan

Berlari-lari kepada tujuan berarti Tuhan mau agar kita berusaha sungguh-sungguh, berani membayar harga, hidup kudus, mengejar perkenanan Tuhan dan bukan mengejar mukjizatnya. Sebagaimana dinyatakan oleh Alkitab bahwa pada akhir zaman ini akan datang masa yang sukar (2 Tim 3:1), untuk itu kita harus berlari dalam perlombaan iman dimana mata kita terus tertuju kepada Yesus (Ibrani 12:1-2). Kalau kita fokus, kita bisa berlari di atas dasar dimana orang lain tidak bisa lakukan. Amin. Tuhan Yesus memberkati!

Share this Post: