PESAN GEMBALA RAYON JANUARI 2024

Shalom,

Selamat Tahun Baru 2024, Tahun Untuk Bangkit, Jadi Teranglah.

Puji Tuhan, kita sudah memasuki tahun yang baru, semua karena kasih karunia Tuhan yang telah menuntun kita dengan luar biasa. Dalam rangka mempersiapkan diri memasuki tahun yang baru, pada bulan Desember 2023 yang lalu Tuhan menuntun kita untuk masuk dalam puasa raya selama 11 (sebelas) hari mulai tanggal 2 sampai dengan tanggal 12 Desember. Puasa yang lalu ini sangat luar biasa, apa yang kita alami dalam doa puasa ini tidak seperti biasanya. Kita melakukan peperangan rohani dan puji Tuhan, kita telah mengalami kemenangan dari Tuhan. Haleluya!

Pesan Tuhan yang kita dapatkan selama kita berpuasa adalah bahwa kita:

1.            Harus sembahyang

Sebagaimana disampaikan oleh Gembala Pembina, sembahyang ini memiliki dua arti, yakni arti luas dan arti sempit. Arti luasnya adalah kita taat melakukan kehendak Tuhan. Dan arti sempitnya adalah masuk dan merasakan hadirat Tuhan melalui doa, pujian dan penyembahan. Untuk itu kita harus menguduskan diri, banyak minta ampun. Jangan sombong dan menjaga jarak 2000 hasta, jangan terlalu dekat dengan tabut dan jangan terlalu jauh dari tabut. Dimana tabut berbicara tentang tuntunan Tuhan.

2.        Jaga kasih semula

Mari kita terus menjaga kasih semula sekalipun melewati proses demi proses dalam kehidupan, dan kita banyak nangis dalam hadirat Tuhan. Melalui itu semua, Tuhan menggendong kita seperti orangtua menggendong anaknya. Tuhan senang melakukan itu. Jangan kuatir mengenai kehidupan kita sebab Tuhan akan menuntun step-by-step (Yeremia 33:3). Mungkin kita merasa sendiri, merasa tidak kuat, jangan takut, Tuhan menggendong kita. Sehingga kita bisa berlari dengan cepat dalam mengikuti visi dari pemimpin rohani. Dalam mengikuti visi pemimpin kita harus sefrekuensi dengan pemimpin kita. Jangan gerak sendiri, jangan menjadi orang yang sok tahu.

Kedua pesan tersebut diatas harus kita lakukan agar kita dapat melakukan kehendak Tuhan. Yohanes 4:34 menyatakan, “Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” Melakukan kehendak Tuhan harus menjadi kesukaan kita, bukan sekedar kewajiban, bukan karena takut tidak diberkati, kita melakukannya karena kita senang melakukannya.

2 Timotius 2:3-4
“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” 

Tuhan mencari orang-orang yang tidak pasif, tidak jenuh/bosan, orang-orang yang selalu siap melakukan apa yang disenangi oleh komandannya, untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan Yesus, Amanat Agung Tuhan Yesus dengan pengurapan Roh Kudus di era Pentakosta Ketiga.

Jika kita membaca dari Lukas 15:29-31, kita melihat disana bagaimana si Anak sulung melakukan kehendak bapanya hanya sebagai kewajiban, dia tidak sadar kalau dia berhak menikmati apa yang merupakan harta kepunyaan bapanya. Si Anak sulung memiliki mentalitas hamba, bukan mentalitas anak. Karenanya, biarlah kita melakukan kehendak Allah sebagai kesukaan kita.

Matius 7:21-23
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" 

Berdasarkan ayat tersebut, jelaslah bahwa ukuran masuk Surga bukanlah pelayanan, bukan karunia roh, melainkan melakukan kehendak Bapa. Dalam kita melakukan kehendak Bapa, ada beberapa hal yang harus terus kita jaga, yaitu:

a.            Menjaga perkataan

Kita ada di dekade Pey, hurufnya seperti gambar bentuk mulut. Tahun Mulut. Dalam 1 Petrus 3:10 dikatakan, "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.”  Kita harus menjaga perkataan, jangan sampai keluar perkataan yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Ingatlah, hidup dan mati dikuasai lidah (Amsal 18:21). Mari kita belajar dari Ayub. Dalam Ayub 2:9-10 kita membaca bagaimana Ayub diproses begitu luar biasa dan berat menurut ukuran manusia, namun dalam proses yang berat itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. Apapun proses yang kita hadapi, ingatlah Roma 8:28, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Proses yang Ayub alami membuat Ayub mengenal Allah secara pribadi (Ayub 42:5).

Kita menjaga perkataan juga dalam rangka melakukan peperangan rohani (Efesus 6:18-19). Selengkap senjata Allah diberikan untuk kita melakukan peperangan. Dalam Yakobus 4:7, iblis harus dilawan, jangan biarkan ia merajalela dan menggangu segala aspek kehidupan kita.

b.            Menjaga hati

Mari kita masuki tahun 2024 masuk dengan hati yang besih (Amsal 4:23), supaya rencana Tuhan dapat terus berlanjut dalam hidup kita. Musa adalah manusia yang paling lembut hatinya (Bilangan 12:3), namun tidak mudah menghadapi orang israel yang tegar tengkuk, sehingga hatinya menjadi pahit (Mazmur 106:32-33). Jaga hati agar jangan kotor, jangan pahit hati. Jaga hati sampai Tuhan melihat kita bisa dipakai untuk menuntaskan Amanat Agung.

Contoh yang baik ditunjukkan oleh Daud. Ketika Saul menjadi iri hati dengan Daud dan berusaha membunuhnya. Daud tidak dendam kepada Saul. Demikian juga ketika Daud dikutuki oleh Simei. Daud menjaga hati, dan tidak mau menjadi pahit hati (2 Samuel 16:5-13). Mazmur 24:3-5 mengatakan, “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?" "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.” Bersih tangan dan murni hati artinya tidak munafik!

c.            Menjaga kesatuan hati (unity)

Dalam Matius 12:25 dinyatakan kalau Kerajaan terpecah-pecah pasti akan runtuh. Demikian juga keluarga kita. sebagaimana ungkapan mengatakan, “bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” Kalau mau lihat keluarga kita diberkati, gereja kita diberkati, kita harus menjaga persatuan. Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus mengatakan, “Adanya saja perkara di antara kamu yang seorang terhadap yang lain telah merupakan kekalahan bagi kamu. Mengapa kamu tidak lebih suka menderita ketidakadilan? Mengapakah kamu tidak lebih suka dirugikan?” (1 Korintus 6:7). Dalam menuntaskan Amanat Agung kita harus berkolaborasi, harus unity dengan gereja-gereja yang lain.

d.            Menjaga kekudusan

Yakobus 4:4, “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.” Kompromi dengan dunia artinya memposisikan dirinya sebagai musuh Allah.

Matius 7:21-23
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" 

e.            Menjaga Api rohani kita agar tidak padam

Kerohanian jangan sampai padam, untuk itu ada harga yang harus dibayar, ada kurban, dan ‘abu mezbah harus dibersihkan” (Imamat 6:12-13).

Roma 12:11, “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” Ciri dari roh yang menyala-nyala adalah memiliki kerinduan untuk melayani Tuhan, kerinduan untuk melayani pekerjaan Tuhan.

            Mari kita terus melakukan kehendak Tuhan sambil kita menjaga kelima hal tersebut diatas, dan jangan lupa untuk banyak sembahyang dan menjaga kasih yang semula. Selamat Tahun Baru 2024, Tuhan Yesus memberkati!

Share this Post: