Salam sejahtera dalam kasih Kristus,
Kita berada di era dimana kita akan menyelesaikan Amanat Agung. Penyelesaian Amanat Agung tidak bisa dilakukan dengan kekuatan sendiri, kita perlu Roh Kudus! Penyelesaian Amanat Agung, penuaian jiwa yang terbesar dan terakhir memerlukan Pentakosta Ketiga!
Jaringan gereja-gereja besar di dunia sepakat untuk fokus tahun 2033 sebagai ‘goal’ atau target untuk menyelesaikan Amanat Agung, dimana tahun 2033 adalah perayaan 2000 tahun pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta di kamar loteng atas di Yerusalem. Kita tidak tahu kapan Tuhan Yesus datang yang kedua kali, tapi kalau gereja ditaruh tahun 2033 sebagai goal untuk menyelesaikan Amanat Agung, berarti kedatangan Tuhan Yesus sudah semakin dekat.
Terkait dengan penyelesaian Amanat Agung adalah penuaian jiwa-jiwa, dan pesan TUHAN yang kuat disampaikan oleh Gembala Pembina adalah: “Musim menuai sudah tiba! (Markus 4:29), itu artinya peperangan rohani juga semakin dahsyat. Kalau iblis tahu bahwa waktunya sudah semakin singkat Tuhan Yesus datang yang kedua kali, maka ia juga bergerak lebih dahsyat lagi (Wahyu 12:12).
Ada 4 (empat) hal yang harus kita lakukan agar kita tetap kuat dan selalu menang sampai garis akhir:
1. Jaga keintiman dengan TUHAN
Dalam Yohanes 15:1-8 Tuhan Yesus mengatakan: “Akulah pokok anggur yang benar dan kita diumpamakan sebagai ranting-rantingnya," kata Tuhan Yesus, “tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh 15:4). Ranting harus terus melekat pada pokok anggur, artinya kita harus terus melekat pada Tuhan Yesus setiap hari dalam hidup kita, supaya kita berbuah. Orang yang melekat dengan Tuhan Yesus akan melihat jawaban-jawaban doa (Yoh 15:7), ia akan berbuah banyak dan dengan demikian Bapa di Sorga akan dimuliakan, dalam hal ini terutama menghasilkan buah roh yaitu karakter Kristus yang akan semakin nyata dalam hidup kita. Jika kita terus tinggal dalam Tuhan Yesus, iblis tidak dapat menjamah kita (1 Yoh 5:18; Ayub 1:10), kecuali seizin Tuhan untuk memproses kita seperti yang dialami oleh Ayub.
Kita harus hati-hati jangan sampai hubungan kita yang intim dengan TUHAN dibuat kendor karena godaan-godaan iblis melalui kedagingan yang mengalihkan fokus kita dari keintiman dengan TUHAN. Musuh kita yang paling dekat adalah kedagingan kita, untuk itu manusia lama kita harus disalibkan setiap hari. Juga soal sakit hati, kecewa, dendam dan kebencian harus kita selesaikan. Belajar mengampuni sama seperti TUHAN sudah mengampuni kita.
2. Menggunakan seluruh perlengkapan senjata Allah (Efesus 6:10-19).
“Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis (Ayat 11).” Iblis itu yang bahaya adalah tipu muslihatnya, bahkan ia bisa memakai ayat alkitab yang diputarbalik. “Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.” (Ayat 13). Orang Kristen harus melakukan peperangan rohani dan melawan iblis, sebab kalau tidak, bisa menjadi mangsa yang empuk. Caranya adalah dengan menggunakan seluruh selengkap senjata Allah (Ayat 14-18). Selain itu ada senjata lain yang tidak disebutkan dalam Efesus 6, yakni doa puasa, pujian penyembahan, Nama Yesus, Darah Yesus dan jangan lupa memperkatakan Mazmur 91 setiap hari.
3. Jangan buka celah untuk iblis
“…dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.” (Ef 4:27). Iblis bekerja hanya sebatas kesempatan yang kita berikan. Kalau kita tidak memberikan kesempatan kepada iblis, ia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Kedagingan kita adalah kesempatan bagi iblis, untuk itu jangan turuti kedagingan dan hawa nafsu kita (Gal 5:19-20). Salah satu contohnya untuk tidak membuka celah bagi iblis dicatat dalam Efesus 4:26, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” Jangan simpan amarah, kekecewaan, sakit hati. Jika ada ganjalan di hati terhadap orang lain kita harus segera selesaikan.
Kita harus berhati-hati, Daud pernah jatuh dalam dosa (2 Sam 11), awal kejatuhan Daud adalah ketika waktunya berperang, ia tidak pergi berperang. Jangan tinggal di zona nyaman yang membuat kita sampai tidak waspada lagi akan siasat dan serangan iblis. Contoh lainnya adalah Simson, ia suka bermain-main dengan dosa. Waktu ia berbuat dosa, ia melihat karunianya masih tetap bekerja. Tapi suatu hari TUHAN meninggalkan dia. “Lalu berserulah perempuan itu: "Orang Filistin menyergap engkau, Simson!" Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya: "Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas." Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia.” (Hak 16:20). Untung di akhir hidupnya Simson masih sempat bertobat dan berdoa kepada TUHAN sehingga bisa membalaskan kekalahannya kepada orang-orang Filistin.
4. Pengurapan
Setiap orang percaya menurut 1 Yohanes 2:20 dan 27 ada pengurapan dari Yang Kudus, tapi TUHAN mau kita setiap hari penuh dengan Roh Kudus, setiap hari tinggal dalam pengurapan yang TUHAN berikan. 1 Sam 16:13, “Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.”
Dalam perjalanan hidupnya menjadi raja seluruh Israel dan mengalahkan musuh-musuh, Daud diurapi berulang-ulang. Jadi pengurapan diterima berulang-ulang. Waktu kita berdoa memuji dan menyembah TUHAN kita bisa menerima pengurapan, waktu kita didoakan kita bisa menerima pengurapan. Yang penting kita harus jaga hidup kita berkenan di hadapan TUHAN. Pengurapan sangat berkaitan dengan perkenanan TUHAN, “Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu." (Ibr 1:9). TUHAN mengurapi karena kita mencintai keadilan dan membenci kefasikan/kejahatan. Mari kita kejar perkenanan TUHAN dan mencapai garis akhir dengan kemenangan. Amin.