PESAN GEMBALA RAYON MEI 2022

Shalom,

Berapa banyak kita yang mengalami kebaikan TUHAN?

Seluruh pengerja dan jemaat Rayon 3, kita mau bersyukur kepada TUHAN sebab nyata terbukti dalam seluruh kehidupan kita, TUHAN sangat baik! Haleluya!

Salah satu pesan TUHAN yang kuat yang disampaikan oleh Gembala Pembina kita, adalah: MUSIM MENUAI SUDAH TIBA! (Markus 4:29).

Jika kita berbicara tentang musim menuai, ada 2 (dua) hal penting yang tidak boleh kita lupakan:

1. Menuai identik dengan sukacita

Petani dan pemilik perkebunan mana yang pada waktu panen tidak bersukacita? Mereka pasti sukacita! Karena musim menuai sudah tiba, ini adalah waktunya kita bersukacita. Sebagaimana dikatakan dalam Mazmur 126:5-6, “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.” Ingatlah, apa yang kita tabur, itu yang kita tuai. Itu sebabnya mari kita tabur yang baik sekalipun dengan mencucurkan air mata. Sekalipun orang lain berupaya melemahkan, tetap tabur yang baik. Jika kita menabur benih yang baik untuk jiwa-jiwa, kita menuai jiwa-jiwa dengan dahsyat, dengan luar biasa.

2. Menuai identik dengan peperangan rohani.

Gembala Pembina mengingatkan bahwa dalam menuai ada peperangan rohani. Untuk itu kita harus terus melekat dengan TUHAN, taat kepada TUHAN, maka bagian kita adalah kemenangan. Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.  “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, TUHAN kita.” (Roma 8:37-39).

Peperangan rohani secara pribadi dimulai dari peperangan melawan keinginan daging kita (Roma 7:18-25), kita harus menang (Roma 8:13-16). Hanya pemenang yang masuk dalam Sorga. TUHAN mau kita makin melekat dengan TUHAN, makin mencintai TUHAN.

Kita yang makin mencintai TUHAN, makin melekat dengan TUHAN akan terus berada dalam hadirat-Nya. Berbicara tentang hadirat TUHAN, ada 5 (Lima) hal yang mendatangkan hadirat TUHAN:

a. Iman
Jangan sampai iman kita goyah melewati pandemi dan jangan sampai persoalan membuat kita menjadi kurang percaya seperti halnya seorang perwira dalam 2 Raja-Raja 7:1-2, “Lalu berkatalah Elisa: "Dengarlah firman TUHAN. Beginilah firman TUHAN: Besok kira-kira waktu ini sesukat tepung yang terbaik akan berharga sesyikal dan dua sukat jelai akan berharga sesyikal di pintu gerbang Samaria." Tetapi perwira, yang menjadi ajudan raja, menjawab abdi Allah, katanya: "Sekalipun TUHAN membuat tingkap-tingkap di langit, masakan hal itu mungkin terjadi?" Jawab abdi Allah: "Sesungguhnya, engkau akan melihatnya dengan matamu sendiri, tetapi tidak akan makan apa-apa dari padanya." 

Mari tetap memilih untuk percaya. Dalam Ibrani 11:1 kita diajarkan “percaya dulu, baru melihat” bukan “melihat dulu, baru percaya “. Ini adalah prinsip Kerajaan Allah: --sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat-- (2 Korintus 5:7). 

“Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” (Roma 10:17)

b. Kekudusan
Lalu para imam keluar dari tempat kudus. Para imam yang ada pada waktu itu semuanya telah menguduskan diri, lepas dari giliran rombongan masing-masing. Demikian pula para penyanyi orang Lewi semuanya hadir, yakni Asaf, Heman, Yedutun, beserta anak-anak dan saudara-saudaranya. Mereka berdiri di sebelah timur mezbah, berpakaian lenan halus dan dengan ceracap, gambus dan kecapinya, bersama-sama seratus dua puluh imam peniup nafiri. Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada TUHAN. Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji TUHAN dengan ucapan: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah TUHAN, dipenuhi awan, sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah.” (2 Tawarikh 5:11-14).

“TUHAN mengetahui hari-hari orang yang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya;” (Maz 37:18). Mari kita pelihara ketulusan hati, sambil senantiasa mengingat, jika kita diberikan umur panjang, itu artinya kita memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menuntaskan Amanat Agung, untuk menuai jiwa-jiwa.

c. Kerendahan Hati
Kerendahan hati tidak terjadi secara otomatis, tetapi karena proses peremukan. “Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (1 Petrus 5:5).

d. Unity (Kesatuan Hati)
Unity terjadi karena adanya kerendahan hati. Jika kita unity, akan terjadi penuaian jiwa-jiwa, sebagaimana dalam doa Tuhan Yesus: “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 17:21)

e. Doa, Pujian dan Penyembahan
“dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.” (2 Tawarikh 7:14)

Dalam pengelihatan Mary Kathryn Baxter, doa, pujian dan penyembahan umat TUHAN tidak bisa dihadang oleh kuasa gelap. TUHAN sangat merespon doa, pujian dan penyembahan. Salah satu contohnya ketika Paulus dan Silas dalam penjara (Kisah Para Rasul 16:25-26).

Mari kita lakukan kelima hal ini dan senantiasa mengalami hadirat TUHAN dalam kehidupan kita. Amin. Tuhan Yesus memberkati.

Share this Post: